Category Archives: Sejarah Sasak

Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Lombok

al-quran tertua di lombok

Al Qur’an yang terbawa saat perdagangan
Sumber : Buletin NTB

A.     Labuan Lombok Pusat Perdagangan

Sejak abad ke 13 Masehi Labuan Lombok banyak dikunjungi para pedagang yang berasal dari Palembang, Banten, Gresik dan Sulawesi. Dengan demikian agama Islam mulai merasuki Lombok. Mula-mula kedatangan mereka untuk berdagang, kemudian banyak diantara mereka yang bertempat tinggal menetap bahkan mendirikan perkampungan-perkampungan. Sampai sekarang pun masih dapat kita lihat bekas-bekasnya seperti perkampungan Bugis di Labuan Lombok. Para pendatang dengan suku Sasak mengadakan hubungan. Dalam hubungan itu timbul rasa saling hormat menghormati dan harga menghargai. Dengan sadar atau tidak sadar terjadilah ambil mengambil dan pengaruh mempengaruhi dalam berbagai bidang seperti budaya dan agama. Yang dianggap baik dan cocok diterima sedangkan yang tidak cocok ditinggalkan. BACA SELENGKAPNYA

Pengertian Sasak Lombok

A.   Pendapat-Pendapat tentang Arti dan Makna Sasak Lombok

Sasak dan Lombok memiliki arti yang beraneka ragam, adapun Sasak dan Lombok dapat dijabarkan sebagai berikut :

  1. Dari sumber lisan  : Sasak karena zaman dahulu ditumbuhi hutan belantara yang sangat rapat.
  2. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa : Sasak diartikan buluh bambu atau kayu yang di rakit menjadi satu. BACA SELENGKAPNYA

Kerajaan Selaparang

Menjelang akan runtuhnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur runtuh, di Lombok ada kerajaan- kerajaan kecil seperti : kerajaan Selaparang, kerajaan Lombok, Langko, Pejanggik, Parwa, Sokong dan Bayan Pujut, Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan, Kentawang. Ketika Majapahit mengirimkan ekspedisinya ke pulau Bali tahun 1343M diteruskan ke Lombok di bawah pimpinan Empu Nala untuk menaklukkan Selaparang.

 

Sumber lain menyebutkan bahwa setelah kerajaan Lombok, dihancurkan oleh tentara Majapahit, Raden Maspahit melarikan ke dalam hutan, sekembalinya dari hutan mendirikan kerajaan baru di Patu Parang yang disebut Selaparang

 

Setelah ditaklukkan, Gajah Mada datang ke Selaparang yang sebelumnya dikenal dengan nama Selapawis. Sela berarti batu dan pawis berarti ditaklukan jadi Selapawis berarti batu yang ditaklukan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa prasasti tentang pernah datangnya Patih Gajah Mada di Lombok meskipun Kerajaan Selaparang merupakan kerajaan yang berdiri sendiri akan tetapi masih bernaung di bawah Kerajaan Majapahit (Lalu Wacana 1977). Kedatangan Gajah Mada ke Lombok ditulis dalam sebuah memori yang disebut Bencangah Pinan. BACA SELENGKAPNYA

Kerajaan Tertua di Gumi Sasak

Informasi tentang kerajaan Lombok, karena sumbernya yang sangat kurang sehingga timbul beberapa pendapat. Adapun pendapat itu antara lain :

  1. Menurut Babad Lombok kerajaan tertua di Lombok terletak di Desa Lae’ diperkirakan di sekitar Sambelia. Beberapa tahun pindah dan membangun negeri baru yang disebut Pamatan di Kecamatan Aikmel. Ketika meletusnya Gunung Rinjani penduduk kerajaan ini terpencar-pencar anatara lain ada yang ke Batu dendeng kemudian  Suwung yang terletak di sebelah Utara Perigi rajanya Batara Indra. Setelah itu Kerajaan Lombok.
  2. Sumber lain mengatakan bahwa setelah kerajaan Lombok dihancurkan oleh tentara Majapahit, Raden Maspahit melarikan diri ke dalam hutan, dan sekembalinya tentara itu Raden Maspahit membangun kerajaan baru yang bernama Batu Parang yang kemudian terkenal dengan nama Selaparang.
  3. Sumber lain mengatakan bahwa pada abad ke XIII disebutkan Kerajaan Perigi yang dibangun oleh sekelompok transmigran dari Jawa di bawah pimpinan Prabu Inopati. Ketika Majapahit mengirimkan ekspedisinya ke pulau Bali tahun 1343 diteruskan ke Lombok di bawah pimpinan Empu Nala, untuk menaklukkan Selaparang. Setelah ditaklukkan Gajah Mada datang ke Lombok yang dikenal dengan nama Selapawis. Kedatangan Gajah Mada ke Lombok ditulis dalam sebuah memori yang disebut Bencangah Pinan. Sejak kehancuran Selaparang Hindu, di pulau Lombok timbul kerajaan-kerajaan kecil, diantaranya kerajaan Mumbul yang berpusat di Labuhan Lombok.
  4. Kira-kira pada abad IX – abad ke XI di Lombok berdiri satu kerajaan bernama kerajaan Sasak (diketahui dari kentongan perunggu di Punjungan Tabanan). Mengenai bentuk dan bentuk susunan pemerintah kerajaan ini tidak diketahui dengan pasti, justru kentongan tersebut merupakan peringatan kemenangan Negara Sasak atas Bali yang kira-kira dibuat setelah jaman Anak Wungsu (1077).
  5. Kerajaan Kedaro merupakan kerajaan yang terletak di Belongas, rajanya bernama Ratu Maspanji berasal dari Jawa, kemudian pindah ke Pengantap dengan nama kerajaan Samarkaton. Peninggalan kerajaan ini ialah pakaian kerajaan berupa pakaian yang disimpan oleh Amaq Darminah di Belongas, demikian pula alat-alat upacara seperti gong saat ini masih tersimpan di Penujak. Kerajaan ini berakhir, ketika terjadi serangan dari kerajaan Langko dipimpin oleh Patih Singarepa dan Patih Singaulung.

 

Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas IV oleh H. Sudirman dkk.

ZAMAN KUNO GUMI SASAK

A.   Hubungan Gumi Sasak dengan Dunia Luar

Untuk mengetahui tentang pengaruh  luar di untitledGumi Sasak dapat ditelusuri dari temuan benda-benda purbakala. Menurut V.J. Herman,  bahwa benda-benda hasil temuan merupakan kekayaan budaya material yang dapat menggambarkan tentang aktivitas dan  kreativitas  kehidupan  masa  lalu.   Oleh sebab itu,  penemuan-penemuan benda yang merupakan produksi luar menunjukkan hubungan Lombok dengan daerah luar.

 Pada akhir zaman prasejarah masyarakat di Indonesia telah mulai mengenal kehidupan secara teratur. Nenek moyang kita melakukan hubungan dengan dunia luar berbagai peralatan semakin berkembang dengan adanya saling tukar menukar barang, mulai dari perhiasan untuk melengkapi kebutuhan hidup  sehari-hari. Dalam situasi yang demikian nenek moyang kita menerima pengaruh Hindu-Budha. Pengaruh  agama Budha telah dapat diketahui sejak awal keberadaan kerajaan di Indonesia seperi Kutai, Tarumanegara dan Sriwijaya. Read the rest of this entry

Sistem Kepercayaan Nenek Moyang Masyarakat Sasak

Setelah nenek moyang kita hidup menetap mereka memilki dua aliran kepecayaan yaitu animisme dan dinamisme. Kepercayaan nenek moyang kita  bahwa benda memiliki roh-roh halus di sebut Animisme. Bukti nenek moyang kita percaya adanya roh-roh halus yaitu tempat penguburan di Gunung Piring berada di perbukitan. Di bukit-bukit yang tinggi roh nenek moyang kita bersemayam menurut dia. Kepercayaan nenek moyang kita bahwa benda-benda memiliki memiliki kekuatan gaib disebut Dinamisme. Oleh sebab itu, ia menyembah dan memuja roh-roh agar tidak terjadi bencana alam.

Setelah adanya pengaruh dari luar,  nenek moyang kita menganut sistem kepercayaan Boda. Boda bukan Budha tetapi Boda adalah anasir atau unsur dari kepercayaan animisme, dinamisme, antroformisme dan politisme. Begitu pula setelah penyebaran agama Islam dan agama Hindu ke pulau Lombok nenek moyang kita menganut sistem kepercayaan Islam Waktu Telu (Wetu Telu). Islam Waktu Telu adalah penggabungan antara ajaran Hindu dan Islam.  Menurut Fawaizul Umam, sampai saat ini, komunitas Islam Wetu Telu terletak di kawasan Tanjung dan beberapa desa di Kecamatan Bayan seperti Loloan, Anyar, Akar-akar, dan Mumbul Sari. Sedangkan dusun-dusunnya memusat di Senaru, Barung Birak, Jeruk Manis, Dasan Tutul, Nangka Rempek, Semokan dan Lendang Jeliti. Read the rest of this entry

Asal Usul Penghuni Gumi Sasak

Berdasarkan hasil temuan arkeologis menjelaskan bahwa, manusia purba di Indonesia adalah jenis Homo sapiens. Homo sapiens yang bermukim di Indonesia adalah dua ras yaitu

  1. Ras Mongoloid, khusus sub ras Melayu-Indonesia, tersebar di sebagain besar wilayah Indonesia terutama Indonesia yang terletak di bagian Barat dan Selatan antara lain Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok
  2. Ras Austromelanesoid, tersebar di wilayah Indonesia bagian timur terutama Irian Jaya dan pulau-pulau sekitarnya

Dengan demikian, sebagaimana suku-suku lainnya di Indonesia, maka penghuni suku di pulau Lombok berasal dari Asia Tenggara. Adapun kemudian penduduk pendatang berasal dari Bali, Sulawesi Selatan, Jawa, Kalimantan, Sumatera, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.

Nenek moyang kita menyusuri lembah-lembah sungai di Vietnam dan Thailand sampai di Semenanjung Malaya. Kemudian dengan menggunakan perahu bercadik mereka datang ke Nusantara mendarat di Sumatera, Jawa, Kalimantan  Barat, Bali,  Nusa Tenggara termasuk Lombok sampai ke Flores dan Sulawesi Selatan. Read the rest of this entry

Kehidupan Nenek Moyang Suku Sasak

Salah satu petunjuk tentang kehidupan nenek moyang  dimasa lampau  adalah peninggalan, termasuk peninggalan berupa jejak yang dapat diamati pada bentangan alam. Kebiasaan hidup nenek moyang kita pada masa itu adalah berpindah- pindah dengan mata pencaharian utama adalah berburu dan meramu. Kemudian pada tahap selanjutnya nenek moyang kita hidup secara berkelompok dan membentuk pemimpin -pemimpin di tempat tinggalnya.

Pemukiman nenek moyang kita pada masa prasejarah dibagi menjadi dua yaitu pemukiman di daerah pantai dan pemukiman di daerah pedalaman. Read the rest of this entry