Category Archives: Sastra Sasak
Tembang Sasak
Naskah Aji Awak
Naskah Aji Awak terdiri dari 94 bait, yang dalam penyampaiannya menggunakan tembang yaitu maskumambang dan sinom. BACA SELANJUTNYA
Pribahasa Sasak (Sesenggak)
Sesenggak atau dalam behasa indonesianya Pribahasa. Pribahasa adalah kata kiasan yang mengandung makna tersembunyi. Pribahasa juga merupakan ungkapan yang terbuat dari kalimat ringkas dan padat, yang berisikan perbandingan, perumpamaan, sindiran, dan nasehat.
Berikut adalah pribahasa yang sering diungkapkan oleh masyarakat sasak. BACA SELENGKAPNYA
Lelakaq
Lelakaq adalah salah satu bentuk karya sastra lama yang terdiri atas empat baris dalam tiap bait. Lelakaq sama dengan pantun tempat persamaannya adalah sama sama terdiri atas empat baris tiap bait, ada sampiran dan ada isi, sama sama bersajak ab ab, atau aa aa. Dikatakan lelakaq karena waktu membacanya menggunakan irama sehingga kedengaran indah dan syahdu. Dalam penggunaannya lelakaq biasanya digunakan oleh masyarakat Gumi Sasak untuk menyampaikan nasehat dan perasaan dengan cara di lagukan.
Contoh lelakaq.
- Belayang leq tembere
Selamet kao siq tetolang
Sembahyang ndeq de mele
Sanget laoq siq dejogang
2. Ape awis lek lendang mujur
Kayuq jarak jari lambah bara
Sai juaq penganaq kepeng
Jari baraq api nerake
3. Anaq sampi gulah lambah
Lelayang betali rope
Kanak ngaji si sembah Allah
Sembahyang paroan dose
4. Ape awis lek lendang mujur
Awis pandan lek bebandeng
Ape tangis lek dalem kubur
Tangis amal ndeq bau dateng.
Mari kita bandingkan lelakaq diatas dengan pantun yang ditulis dalam bahasa Indonesia.
Contoh pantun.
1. Berburu ke padang datar
Dapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
2. Buah limau dari Sekaroh
Mengail ikan di pinggir kali
Rajin- rajinlah bersekolah
Agar jangan menyesal nanti.
Dimanakah letak beda antara Lelakaq dengan pantun ,Jika dilihat dari jumlah baris setiap bait dan bentuk isinya maka lelakaq dan pantun itu tidak ada bedanya oleh karena itu lelakaq sama dengan pantun.
Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas IV oleh H. Sudirman dkk.
Tembang Sasak
A. Macam Tembang
Mengenai tembang-tembang Sasak menggunakan tembang yang sudah pakem, yaitu bersumber dari tembang ciptaan para Wali. Perhatikanlah tembang Dangdang Gule berikut ini :
- Tembang sinom awit karye dining Sunan Giri ( I )
- Dangdang Gule saking Sunan Bonang (a)
- Tembang Maskumambang Sunan Prapen (e/o)
- Asmarandane saking Sunan Kudus (u)
- Tembang Durme saking Sunan Gunung Jati(i)
- Tembang Kinanti Sunan Dradjat (a)
- Sunan Kalijaga puh tembang pangkur (u)
- Karye pujangge pare Wali Allah (a)
- Sedayane saking pulau Tanah Jawi.(i)
- Karye tulis amal ugame (e)
B. Perbedaan Masing-Masing Tembang
Banyak baris tembang Dangdang Gule adalah 10 baris dalam sebait, Sinom 9 baris dalam sebait, Durme 7 baris dalam sebait, Asmarandana 7 baris dalam sebait, Pangkur 7 baris dalam sebait, Maskumambang 4 baris dalam sebait. Sebagian besar naskah kuno yang ada di Lombok ditulis dalam bentuk tembang-tembang.Untuk memperoleh gambaran yang jelas, selanjutnya disampaikan garis besar cerita-cerita yang berkembang di Gumi Sasak. Read the rest of this entry